Pages

Senin, 28 Mei 2012

Angin Duduk dan Bahaya yang Menyertai

"MENDENGAR namanya, bisa mengundang senyum. Kok, ada angin yang duduk sih? Namun tahukah Anda, bahwa angin duduk sangat berbahaya bagi kita. Harus dipahami, gejala angin duduk memang seperti masuk angin biasa, tapi ternyata angin duduk beresiko sangat tinggi. Bahkan, bisa menimbulkan kematian. Bayangkan saja, dalam tempo 15-30 menit mereka yang terserang gangguan ini bisa menghembuskan napas terakhir, padahal sebelumnya sehat-sehat saja.
Foto: Istimewa
Foto: IstimewaAngin duduk dalam dunia kedokteran dikenal dengan Sindrom Serangan Jantung Koroner Akut (SSJKA). Menurut Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Prof DR Dr Teguh Santoso, Sp.PD,  angin duduk merupakan gangguan penyakit berbahaya. Selama ini sindrom serangan jantung koroner akut banyak disikapi masyarakat dengan tindakan yang salah. Misalnya, penderita dikerok, diberi minuman air panas, atau diberi ramu-ramuan untuk mengeluarkan angin. Padahal, itu tindakan yang salah!
Foto: IstimewaFoto: IstimewaGejala angin duduk diawali dengan adanya keluhan nyeri di dada bagian tengah seperti: rasa ditekan, rasa diremas-remas, menjalar ke leher,lengan kiri dan kanan, serta ulu hati, rasa terbakar dengan sesak napas dan keringat dingin. Keluhan nyeri ini bisa merambat ke kedua rahang gigi kanan atau kiri, bahu, serta punggung.
Lebih spesifik, ada juga yang disertai kembung pada ulu hati seperti masuk angin atau maag. Sumber masalah sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung (vasokonstriksi). Penyempitan ini diakibatkan oleh empat hal:
Foto: IstimewaFoto: Istimewa
1. Adanya timbunan-lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat konsumsi kolesterol tinggi.
2. Sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus).
3. Vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang yang terus-menerus.
4.Infeksi pada pembuluh darah.
Penyempitan itu  mengakibatkan berkurangnya oksigen yang masuk ke dalam jantung. Karena adanya ketidak-seimbangan pasokan dengan kebutuhan oksigen pada tubuh, mengakibatkan nyeri dada yang dalam istilah medisnya disebut 'angina'.
Namun, hendaknya dibedakan antara keluhan nyeri pada sindrom serangan jantung koroner akut (SSJKA) dengan serangan jantung koroner (SJK, atau infark miokard). Pada SJK, 'angina' terjadi akibat sumbatan total pembuluh darah jantung karena aktivitas fisik yang berlebihan. Sementara pada SSJKA 'angina' terjadi akibat sumbatan tidak total yang dirasakan saat istirahat.
Foto: IstimewaFoto: Istimewa“SSJKA ini memang mendadak. Bukan karena capek, masuk angin, atau penyakit-penyakit lainnya. Biasanya penderita akan meninggal paling lama lima belas menit setelah keluhan rasa nyeri pertama kali dirasakan,” kata Teguh.
Masyarakat diminta waspada terhadap keluhan 'angina' ini. Soalnya, penderita sebelum terserang akan tampak sehat-sehat saja. Solusi satu-satunya hanyalah melonggarkan sumbatan yang terjadi, yaitu dengan memberikan obat anti platelet (sel pembeku darah) dan anti koagulan. Atau, obat untuk mengantisipasi ketidak-seimbangan supply oksigen dan kebutuhan oksigen. Misalnya nitrat, betabloker, dan kalsium antagonis. Sayangnya, kondisi rumah sakit di Indonesia tidak terlalu bisa diharapkan untuk pengobatan SSJKA. Jika rumah sakit terlambat menangani pasien disarankan agar penderita yang sudah tahu bahwa dirinya memiliki gangguan jantung sebaiknya membawa tablet antiplatelet ke manapun pergi.
Obat antiplatelet yang paling murah dan gampang di cari adalah aspirin. Obat ini selain bermanfaat sebagai pertolongan pertama mengatasi nyeri, juga dapat  melonggarkan kembali pembuluh darah yang tersumbat oleh thrombosit atau platelet (sel pembeku darah).

sumber: http://www.tnol.co.id/id/bugar/10856-angin-duduk-dan-bahaya-yang-menyertai.html"
MENDENGAR namanya, bisa mengundang senyum. Kok, ada angin yang duduk sih? Namun tahukah Anda, bahwa angin duduk sangat berbahaya bagi kita. Harus dipahami, gejala angin duduk memang seperti masuk angin biasa, tapi ternyata angin duduk beresiko sangat tinggi. Bahkan, bisa menimbulkan kematian. Bayangkan saja, dalam tempo 15-30 menit mereka yang terserang gangguan ini bisa menghembuskan napas terakhir, padahal sebelumnya sehat-sehat saja.
Foto: Istimewa
Foto: IstimewaAngin duduk dalam dunia kedokteran dikenal dengan Sindrom Serangan Jantung Koroner Akut (SSJKA). Menurut Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Prof DR Dr Teguh Santoso, Sp.PD,  angin duduk merupakan gangguan penyakit berbahaya. Selama ini sindrom serangan jantung koroner akut banyak disikapi masyarakat dengan tindakan yang salah. Misalnya, penderita dikerok, diberi minuman air panas, atau diberi ramu-ramuan untuk mengeluarkan angin. Padahal, itu tindakan yang salah!
Foto: IstimewaFoto: IstimewaGejala angin duduk diawali dengan adanya keluhan nyeri di dada bagian tengah seperti: rasa ditekan, rasa diremas-remas, menjalar ke leher,lengan kiri dan kanan, serta ulu hati, rasa terbakar dengan sesak napas dan keringat dingin. Keluhan nyeri ini bisa merambat ke kedua rahang gigi kanan atau kiri, bahu, serta punggung.
Lebih spesifik, ada juga yang disertai kembung pada ulu hati seperti masuk angin atau maag. Sumber masalah sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung (vasokonstriksi). Penyempitan ini diakibatkan oleh empat hal:
Foto: IstimewaFoto: Istimewa
1. Adanya timbunan-lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat konsumsi kolesterol tinggi.
2. Sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus).
3. Vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang yang terus-menerus.
4.Infeksi pada pembuluh darah.
Penyempitan itu  mengakibatkan berkurangnya oksigen yang masuk ke dalam jantung. Karena adanya ketidak-seimbangan pasokan dengan kebutuhan oksigen pada tubuh, mengakibatkan nyeri dada yang dalam istilah medisnya disebut 'angina'.
Namun, hendaknya dibedakan antara keluhan nyeri pada sindrom serangan jantung koroner akut (SSJKA) dengan serangan jantung koroner (SJK, atau infark miokard). Pada SJK, 'angina' terjadi akibat sumbatan total pembuluh darah jantung karena aktivitas fisik yang berlebihan. Sementara pada SSJKA 'angina' terjadi akibat sumbatan tidak total yang dirasakan saat istirahat.
Foto: IstimewaFoto: Istimewa“SSJKA ini memang mendadak. Bukan karena capek, masuk angin, atau penyakit-penyakit lainnya. Biasanya penderita akan meninggal paling lama lima belas menit setelah keluhan rasa nyeri pertama kali dirasakan,” kata Teguh.
Masyarakat diminta waspada terhadap keluhan 'angina' ini. Soalnya, penderita sebelum terserang akan tampak sehat-sehat saja. Solusi satu-satunya hanyalah melonggarkan sumbatan yang terjadi, yaitu dengan memberikan obat anti platelet (sel pembeku darah) dan anti koagulan. Atau, obat untuk mengantisipasi ketidak-seimbangan supply oksigen dan kebutuhan oksigen. Misalnya nitrat, betabloker, dan kalsium antagonis. Sayangnya, kondisi rumah sakit di Indonesia tidak terlalu bisa diharapkan untuk pengobatan SSJKA. Jika rumah sakit terlambat menangani pasien disarankan agar penderita yang sudah tahu bahwa dirinya memiliki gangguan jantung sebaiknya membawa tablet antiplatelet ke manapun pergi.
Obat antiplatelet yang paling murah dan gampang di cari adalah aspirin. Obat ini selain bermanfaat sebagai pertolongan pertama mengatasi nyeri, juga dapat  melonggarkan kembali pembuluh darah yang tersumbat oleh thrombosit atau platelet (sel pembeku darah).

sumber: http://www.tnol.co.id/id/bugar/10856-angin-duduk-dan-bahaya-yang-menyertai.html

0 komentar: